Lawan Yunani, dua dari tiga pemain kejutan Loew berhasil mencetak gol.
Ada yang mengejutkan dalam susunan starter yang diturunkan Joachim Loew saat Jerman bertemu Yunani di perempat final Piala Eropa 2012, Sabtu dini hari tadi. Loew menyimpan beberapa pemain langganan starter-nya di saat laga krusial. Hasilnya, Jerman tetap perkasa menekuk Yunani 4-2.
Tetap menggunakan formasi favoritnya, 4-2-3-1, pelatih 52 tahun ini membuat keputusan berani. Ia menyimpan striker Mario Gomez, gelandang serang Thomas Muller dan Lukas Podolski. Sebagai gantinya, ia memasukkan Miroslav Klose, Marco Reus, dan Andre Schürrle sebagai starter.
Keputusan Loew ini sempat membuat banyak kalangan mengerutkan dahi. Di saat laga krusial hidup dan mati, Loew dianggap terlalu berani berjudi. Namun, perjudian Loew tampaknya membuahkan keberuntungan. Jerman tetap tampil garang sepanjang pertandingan.
Jerman membuka gol di menit 39 lewat gol sang kapten, Philipp Lahm, setelah sempat disulitkan dengan permainan bertahan yang disiplin dan aksi gemilang kiper Yunani, Michail Sifakis. Di awal babak kedua tepatnya menit 55, Yunani sempat menyamakan 1-1 lewat gol Georgios Samaras.
Namun, Jerman berhasil menambah tiga gol lewat Sami Khedira (61'), Miroslav Klose (68') dan Marco Reus (74') sebelum Yunani memperkecil lewat gol penallti Dimitris Salpingidis pada menit 89. Dengan kata lain, dua dari tiga pemain kejutan Loew berhasil mencetak gol. Perjudian Loew dianggap jitu.
Setelah pertandingan, Loew sendiri membeberkan alasannya berjudi di pertandingan hidup dan mati itu. Menurut Loew, dia memang sengaja ingin membawa perubahan pada timnya.
"Ini harinya perubahan. Setelah tiga kemenangan beruntun di penyisihan grup, saya punya keyakinan bahwa saya harus melakukan perubahan dan membawa sesuatu yang segar dalam tim," jelas Loew.
Tak hanya itu, Loew juga menganggap perjudiannya ini sebagai ajang pembuktian bahwa Jerman saat ini menjadi tim dengan skuad yang merata baik pemain inti maupun cadangan. Kedalaman skuad ini yang tampaknya ingin dia jadikan sebagai bahan teror bagi calon lawan Jerman berikutnya.
"Ini sebuah pencapaian berkelas. Saya pikir, kami semua bisa berbangga dengan tim ini," kata Loew kepada ZDF.
Jika Loew tampak puas dengan perjudiannya, tidak demikian halnya dengan sang kapten, Philipp Lahm. Bek sayap Bayern Munich ini tetap mengritik rekan-rekannya yang dianggap terlalu mudah kecolongan. Lahm mengaku kecewa saat Yunani sempat menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
"Kami sendiri membuat hidup jadi sangat sulit. Kami punya banyak peluang di babak pertama. Kami mencetak gol dan sempat membiarkan kemenangan itu lewat. Ini hal yang harus kami hentikan di semifinal nanti," kata Lahm.
"Kami pastinya harus menghindari hal itu (kesalahan) di semifinal. Tapi tetap kami dapat berbangga karena telah mencetak empat gol hari ini dan mencapai babak semifinal," lanjutnya.
Pernyataan Lahm didukung Sami Khedira. "Kami sangat gembira dengan kemenangan kami. Namun, setelah jeda kami menyulitkan diri kami sendiri. Setelah gol penyama kedudukan, kami tetap menjaga kecepatan kami tetap tinggi dan layak meraih kemenangan ini, " kata Khedira sebagaimana dilansir situs resmi UEFA.
Tak perduli Inggris atau Italia
Di pertandingan selanjutnya, Jerman akan menunggu pemenang duel Italia kontra Inggris. Duel The Three Lions kontra Azzurri ini akan berlangsung pada Senin dini hari, 25 Juni 2012, di Olympic Stadium, Kota Kiev. Pemenangnya akan menantang Jerman di National Stadium, Warsawa pada 29 Juni 2012.
Lalu, lawan mana yang sebenarnya diidamkan Jerman?
Tetap menggunakan formasi favoritnya, 4-2-3-1, pelatih 52 tahun ini membuat keputusan berani. Ia menyimpan striker Mario Gomez, gelandang serang Thomas Muller dan Lukas Podolski. Sebagai gantinya, ia memasukkan Miroslav Klose, Marco Reus, dan Andre Schürrle sebagai starter.
Keputusan Loew ini sempat membuat banyak kalangan mengerutkan dahi. Di saat laga krusial hidup dan mati, Loew dianggap terlalu berani berjudi. Namun, perjudian Loew tampaknya membuahkan keberuntungan. Jerman tetap tampil garang sepanjang pertandingan.
Jerman membuka gol di menit 39 lewat gol sang kapten, Philipp Lahm, setelah sempat disulitkan dengan permainan bertahan yang disiplin dan aksi gemilang kiper Yunani, Michail Sifakis. Di awal babak kedua tepatnya menit 55, Yunani sempat menyamakan 1-1 lewat gol Georgios Samaras.
Namun, Jerman berhasil menambah tiga gol lewat Sami Khedira (61'), Miroslav Klose (68') dan Marco Reus (74') sebelum Yunani memperkecil lewat gol penallti Dimitris Salpingidis pada menit 89. Dengan kata lain, dua dari tiga pemain kejutan Loew berhasil mencetak gol. Perjudian Loew dianggap jitu.
Setelah pertandingan, Loew sendiri membeberkan alasannya berjudi di pertandingan hidup dan mati itu. Menurut Loew, dia memang sengaja ingin membawa perubahan pada timnya.
"Ini harinya perubahan. Setelah tiga kemenangan beruntun di penyisihan grup, saya punya keyakinan bahwa saya harus melakukan perubahan dan membawa sesuatu yang segar dalam tim," jelas Loew.
Tak hanya itu, Loew juga menganggap perjudiannya ini sebagai ajang pembuktian bahwa Jerman saat ini menjadi tim dengan skuad yang merata baik pemain inti maupun cadangan. Kedalaman skuad ini yang tampaknya ingin dia jadikan sebagai bahan teror bagi calon lawan Jerman berikutnya.
"Ini sebuah pencapaian berkelas. Saya pikir, kami semua bisa berbangga dengan tim ini," kata Loew kepada ZDF.
Jika Loew tampak puas dengan perjudiannya, tidak demikian halnya dengan sang kapten, Philipp Lahm. Bek sayap Bayern Munich ini tetap mengritik rekan-rekannya yang dianggap terlalu mudah kecolongan. Lahm mengaku kecewa saat Yunani sempat menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
"Kami sendiri membuat hidup jadi sangat sulit. Kami punya banyak peluang di babak pertama. Kami mencetak gol dan sempat membiarkan kemenangan itu lewat. Ini hal yang harus kami hentikan di semifinal nanti," kata Lahm.
"Kami pastinya harus menghindari hal itu (kesalahan) di semifinal. Tapi tetap kami dapat berbangga karena telah mencetak empat gol hari ini dan mencapai babak semifinal," lanjutnya.
Pernyataan Lahm didukung Sami Khedira. "Kami sangat gembira dengan kemenangan kami. Namun, setelah jeda kami menyulitkan diri kami sendiri. Setelah gol penyama kedudukan, kami tetap menjaga kecepatan kami tetap tinggi dan layak meraih kemenangan ini, " kata Khedira sebagaimana dilansir situs resmi UEFA.
Tak perduli Inggris atau Italia
Di pertandingan selanjutnya, Jerman akan menunggu pemenang duel Italia kontra Inggris. Duel The Three Lions kontra Azzurri ini akan berlangsung pada Senin dini hari, 25 Juni 2012, di Olympic Stadium, Kota Kiev. Pemenangnya akan menantang Jerman di National Stadium, Warsawa pada 29 Juni 2012.
Lalu, lawan mana yang sebenarnya diidamkan Jerman?
Loew enggan memilih. Menurutnya, tak ada bedanya antara Inggris dan Italia. Pasukannya siap menghadapi keduanya di babak selanjutnya. Inggris dan Italia dianggap Loew punya kelebihan masing-masing.
"Inggris bermain lebih disiplin dibanding Piala Dunia 2010 dan Italia akan selalu menjadi lawan yang menyulitkan. Tapi, kami tidak peduli siapa yang akan lolos," dia menegaskan.
Kemenangan Jerman atas Yunani ini juga membuat Jerman mencatatkan rekor baru. Jerman berhasil mencatat 15 kemenangan beruntun di laga resmi. Catatan itu mengalahkan Spanyol dan Belanda yang telah mencatat 14 kemenangan berturut-turut.
Tak cukup sampai di situ, keberhasilan Lahm dan kawan-kawan melaju ke semifinal di Polandia dan Ukraina ini menjadi yang keempat secara beruntun di kompetisi bergengsi baik Piala Dunia maupun Piala Eropa. Jerman juga tak pernah gagal di babak perempatfinal Piala Eropa.
Bagi sang striker, Klose, golnya di pertandingan itu menjadi yang ke-17 di Piala Eropa dan Piala Dunia. Penyerang Lazio ini tinggal butuh satu gol lagi jika ingin menyamai catatan legenda Jerman, Gerd Mueller.
"Inggris bermain lebih disiplin dibanding Piala Dunia 2010 dan Italia akan selalu menjadi lawan yang menyulitkan. Tapi, kami tidak peduli siapa yang akan lolos," dia menegaskan.
Kemenangan Jerman atas Yunani ini juga membuat Jerman mencatatkan rekor baru. Jerman berhasil mencatat 15 kemenangan beruntun di laga resmi. Catatan itu mengalahkan Spanyol dan Belanda yang telah mencatat 14 kemenangan berturut-turut.
Tak cukup sampai di situ, keberhasilan Lahm dan kawan-kawan melaju ke semifinal di Polandia dan Ukraina ini menjadi yang keempat secara beruntun di kompetisi bergengsi baik Piala Dunia maupun Piala Eropa. Jerman juga tak pernah gagal di babak perempatfinal Piala Eropa.
Bagi sang striker, Klose, golnya di pertandingan itu menjadi yang ke-17 di Piala Eropa dan Piala Dunia. Penyerang Lazio ini tinggal butuh satu gol lagi jika ingin menyamai catatan legenda Jerman, Gerd Mueller.
Kini pertanyaan terbesarnya adalah: mampukah kedalaman skuad yang dimiliki Jerman ini membawa pulang Piala Eropa ke negaranya? Kita tunggu...
No comments:
Post a Comment